KOMPAS.com – Saat ini siswa telah memasuki pekn ketiga pembelajaran dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Setiap sekolah memiliki teknik dan cara yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya. Ada yang mengirim tugas melalui grup WhatsApp kelas, memanfaatkan aplikasi pembelajaran online, bahkan ada juga pembelajaran live di media sosial. Hanya saja mulai ada keluhan tentang pelaksanaan belajar di rumah ini Seperti pengaduan diterima Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Menurut Komisioner KPAI Retno Listyarti, orangtua mengeluhkan beratnya penugasan dari guru yang harus dikerjakan dengan waktu sempit. Padahal banyak tugas yang harus dikerjakan dari guru yang lain. Anak-anak menjadi kelelahan dan tertekan. Baca juga: Belajar di Rumah Siswa Jateng, Tidak Harus Selalu Kembali ke Laptop Keterangan komisioner KPAI cukup beralasan. Tugas yang diberikan sebagian guru tidak membuat siswa belajar kreatif. Apalagi kebanyakan tugas yang diberikan adalah jenis tugas kuno yang membosankan, seperti meringkas buku atau mengerjakan soal-soal. Lalu di tengah mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini bagaimana memberikan tugas yang membahagiakan siswa? 1. Rancang siklus dan sebaran tugas Kepala sekolah bersama guru harus mengkalkulasi sebaran tugas untuk setiap mata pelajaran di setiap kelas. Sebagai manajer kepala sekolah harus mendesain siklus tugas yang diberikan guru. 2. Beri tugas secara bertahap Pemberian tugas secara bertahap menjadikan pembelajaran lebih dimengerti oleh anak. Kemungkinan anak mengerti lebih dalam pada setiap bahasan yang lebih besar. Pemberian tugas secara bertahap juga membuat guru lebih mudah dalam menggorganisasi materi dan pengecekan secara rutin. 3. Menjadi guru yang memiliki empati Guru yang mendidik dengan hati akan mampu merasakan beban siswanya. Disini guru perlu memgajak siswa melakukan refleksi pembelajaran di rumah. Terutama untuk mendapat masukan dan memperbaiki proses pembelajaran di rumah. 4. Berikan tugas yang membuat bahagia Tugas guru saat ini adalah membantu pemerintah agar para siswa tetap sehat di tengah wabah Covid 19. Social distancing membuat mereka tidak bisa belajar bersama, guru harus mendesain tugas agar siswa bisa merasa sedang rekreasi di rumah sendiri. Misalnya, ganti tugas meringkas dengan membuat peta pikiran hasil bacaan. Membuat peta pikiran akan membelajarkan siswa memaknai bacaan tanpa dipaksa. Imajinasi dan kreativitas siswa akan berkembang dan bisa membuat mereka bahagia. Tugas yang membahagiakan juga bisa dimulai dengan memberikan opsi atau pilihan kegiatan sehingga siswa bisa memilih jenis kegiatan yang mereka paling sukai untuk dikerjakan. Baca juga: 6 Catatan Penting Guru, 2 Minggu Ini Kita Belajar di Rumah… Pilihan kegiatan bisa guru memberikan pilihan juga bisa sangat terbuka diserahkan kepada siswa. Jika ini dilakukan mungkin akan melatih anak untuk berpikir kreatif dalam menentukan dan mendesain sendiri apa yang ingin mereka lakukan terkait tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Berikan juga tugas proyek individu, seperti menulis cerpen, membuat komik, membuat poster, menulis synopsis, menulis puisi, menulis skenario drama, melukis, membuat jurnal kegiatan selama belajar di rumah, atau membuat laporan tentang perkembangan wabah Covid 19. 5. Beri apresiasi pada siswa Walaupun tanpa bertatap muka guru harus memberikan apresiasi pada tugas yang sudah dikerjakan siswa, salah satu caranya adalah memajangnya di akun medsos guru, ini adalah cara sederhana penuh bermakna. 6. Dampingi siswa dengan hati Lihat Foto Titien Suprihatien, guru IPA SMPN 11 Batang Hari, Jambi, baru saja mendapat penghargaan sebagai guru pengabdi lingkungan dari Pemda Batang Hari.(DOK. PRIBADI/Titien Suprihatien) Jangan biarkan siswa merasa sendiri dalam melewati hari-hari belajar mandiri. Guru bisa bangun kebersamaan dan perlihatkan bahwa guru juga belajar, sama seperti mereka yang selalu menambah ilmu. Mendampingi dengan hati juga bisa dengan membangun kebersamaan dengan pertemuan daring untuk membahas tugas atau membahas kegiatan harian.
11
Jul 2017
Komentar Terbaru